Pernahkah ngga kamu menemukan, setiap kali kamu mengajari orang tua kamu cara memotret, atau mengirim pesan, atau menggunakan teknologi, mereka selalu tampak seperti tidak dapat mengikuti instruksi yang kamu katakan atau bahkan terkadang mereka menyalahkan telepon karena itu tidak bekerja seperti yang mereka inginkan, kan??
Itu semua karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang literasi digital.
So, apasih literasi digital?? 🧐🧐
Secara singkat, literasi digital adalah keterampilan atau kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi. Istilah "penggunaan" dalam kalimat ini berarti mereka dapat menemukan, mengevaluasi, mengakses, membuat, dan mengkomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis (American Library Association).
Istilah ini telah menjadi topik hangat sejak perkembangan zaman teknologi. Saat ini banyak para peneliti maupun gur besar yang menyadari betapa pentingnya hal ini dan mereka mempertimbangkan untuk membuat sebuah teknologi baru yang dapat diakses oleh semua umur termasuk orang tua dan anak-anak karena seperti yang kita lihat laju pertumbuhan penduduk di bumi ini semakin menurun setiap dekadenya.
Berdasarkan data WHO, pada tahun 2020 jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas melebihi jumlah anak di bawah 5 tahun. Diperkirakan pada tahun 2050 penduduk berusia di atas 60 tahun ke atas akan berlipat ganda (2,1 miliar). Dari data tersebut dapat diperkirakan bahwa dengan bertambahnya populasi lansia maka kebutuhan akan teknologi akan semakin meningkat diikuti dengan jumlah lansia yang menggunakan teknologi.
So, what’s the problem?? Why is it so important when everyone is using technology lately??
Masalahnya di luar sana, masih banyak daerah atau bahkan masyarakat yang belum memiliki akses internet. Jika Anda mencoba mencari di Google tentang ini, Anda akan menemukan beberapa artikel, dan penelitian tentang berapa banyak orang yang tidak memiliki akses ke internet. Artinya orang-orang tersebut sebenarnya mengetahui perkembangan zaman dari TV atau koran tetapi tidak bisa mengikuti karena tidak memiliki pengetahuan dasar tentang apa itu teknologi.
Access to computers and the internet has become a basic need for education in our society — Kent Conrad
Berdasarkan hal tersebut, kini kita dapat menghubungkan antara peningkatan populasi lansia dengan akses internet untuk belajar.
Jika pertumbuhan penduduk lanjut usia meningkat, jelas mereka harus bersaing dengan generasi muda dalam pemanfaatan teknologi. Tetapi jika tidak ada akses ke internet untuk belajar tentang teknologi, bagaimana mereka akan bersaing? Atau mungkin yang terburuk, mereka tidak tahu cara menggunakan produk tertentu seperti telepon atau kios.
Itulah mengapa literasi digital sangat penting di era kita.
Jadi, bagaimana kita mengatasinya??
Nah, jawaban sederhananya adalah memberi mereka akses internet. Tapi, apakah itu cukup?? Tidak. Sebenarnya menyediakan akses internet mungkin adalah cara terbaik, tapi menurut saya cara terbaik adalah memberikan mereka pendidikan terbaik. Karena kebanyakan orang yang berpendidikan tinggi, mereka sering mengetahui apa itu literasi digital dan mereka cenderung tahu cara menggunakannya.
Lalu, jika kami menyediakannya, sudah selesai, kan?
Tidak. Karena meskipun kami menyediakannya, tidak semua lansia memiliki keinginan untuk ingin belajar lagi di usianya. Dan itu adalah masalah lain. Sebagai UX Designer atau Product Designer, ini menjadi tantangan baru yang harus kita hadapi di masa depan.
Kita perlu membuat sebuah produk baru, dengan desain yang sederhana agar dapat digunakan tanpa harus bingung dengan fungsi beberapa tombol. Ini sangat menantang karena untuk mencapai desain yang sempurna yang dapat digunakan oleh segala usia, kita perlu melakukan banyak penelitian tentang perilaku pengguna ketika mereka menggunakan produk tertentu dan menyimpannya dengan cara yang sederhana tanpa mengubah perilaku mereka. Untuk melakukan itu sebenarnya kita bisa menggunakan prinsip desain universal yang sering digunakan dalam desain arsitektur, prinsip tentang merancang sebuah bangunan atau lingkungan yang dapat diakses, dan digunakan oleh semua orang, tanpa memandang usia, disabilitas atau faktor lainnya. Namun, untuk menerapkan prinsip ini, kita harus memahami hubungan antara prinsip ini dan Interaksi Manusia-Komputer (HCI) yang akan saya jelaskan di posting berikutnya.
Intinya
Meskipun era pembangunan ini telah terjadi satu dekade yang lalu, namun istilah “literasi digital” dan arti pentingnya masih menjadi salah satu tantangan kita hingga nanti untuk menyebarkan kesadaran penggunaan teknologi kepada semua orang tanpa memandang usia, disabilitas atau faktor lainnya. Sebagai mahasiswa yang mempelajari bidang ini, saya sadar bahwa saya tidak bisa hanya fokus pada satu masalah atau satu komunitas tertentu karena akan ada tren baru dalam desain. Selain itu, saya tidak dapat mengabaikan setiap kemungkinan yang ada di sekitar saya seperti budaya, usia, bahasa, dll., saat membuat desain yang lebih baik dengan aksesibilitas dan kegunaan yang baik.
0 Komentar