Pernah ngga kalian merasa insecure kalau lihat orang lain? atau pernah ngga kalian merasa kaya kurang terus, padahal udah berjuang semaksimal mungkin? nah, pernah kepikiran juga ngga apa sih yang bikin orang susah buat menerima dirinya sendiri? 🤔🤔
dari pertanyaan-pertanyaan diatas, aku bakal nulis sedikit pengetahuan yang mungkin bisa jadi aku masih salah pemahamannya, yaitu tentang self-actualization. 😉✌
self-actualization ini sepemahamanku adalah istilah psikologi yang dikenalkan oleh Kurt Goldestein, psychiatrist dan neurologist dari German. Disitu dia bilang, “self-actualization was the motive to reach full potential in life, and it was what drove people to lead a more meaningful life.” Jika dijelaskan secara sederhana self-actualization itu adalah fase dimana manusia itu mencapai potensi penuh yang ada dalam dirinya sendiri dan itu bisa jadi alasan untuk mendorong seseorang untuk menjalani hidup yang lebih bermakna. dan kalau diartikan secara pasti, sebenernya self-actualization ini punya banyak sekali arti tergantung ke siapa kalian tanya atau cari informasi.
Terus apa dong hubungannya self-actualization dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada diatas tadi? 🤔🤔
OKAY, aku akan bahas sedikit hubungan dari si self-actualization dengan ke-insecure-ran, ke-kurang PD-an, atau ke-negatif lainnya. alasan kenapa kok dimasa sekarang lebih banyak orang yang ngga bisa menerima dirinya sendiri itu adalah kemajuan teknologi. Why I said that? it’s because nowadays there’s so much preassure especially today’s hyper-competitive and informed society for people to call themselves something they’re not. dalam artian, saat ini itu, masyarakat kita serba bisa dan terdepan tapi mereka selalu mengatakan mereka bukan termasuk salah satu dari masyarakat tersebut. contohnya, di lingkungan kalian pasti ada salah satu orang yang tiap ada sesuatu yang baru itu, dia selalu terdepan, tapi setiap kita tanya pasti jawabannya ‘ah, engga kok orang aku gini….’. dan juga alasan kenapa orang sering banget insecure adalah tekanan dari orang sekitar. contohnya disebuah lingkungan ada salah satu orang yang ingin maju atau berusaha keras, pasti akan ada sekelompok orang yang bilang ‘ah, ngapain sih ambis gitu’,’sok banget jadi orang’,’ngga usahlah gini, ngga usahlah gitu’. itu sebenernya permasalahan yang sangat umum ditemui dalam masyarakat kita.
terus titik temunya dimana dong?? 🙄
nih, aku jelasin sesuai pemahamanku yaa. seperti yang sudah diartikan diatas self-actualization kan dimana manusia itu mencapai potensi penuh yang ada dalam dirinya sendiri, dan titik temunya sendiri itu ada di awal yaitu penerimaan diri sendiri, accepting your true colors. kenapa? karena orang-orang itu selalu malu, takut buat mengakui kalau dirinya belum bisa, kalau dirinya itu belum mampu, kalau pencapaian yang selama ini dia capai itu udah sesuai dengan apa yang dia korbankan. mereka ngga bisa menerima, ngga bisa jujur dengan keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri. terlebih banyak dari mereka yang mengukur harga diri mereka dengan membandingkan pencapaian dan ketrampilan mereka dengan orang-orang sekitar mereka. padahal langkah yang paling baik untuk mengukur semua itu adalah melihat kembali proses yang sudah dilakukan selama ini and don’t be look the others, just look your own process. dan disinilah peran penting dari self-actualization, dimana kita sebagai manusia itu tahu kapasitas yang ada dalam diri sendiri, dan itu tidak ada hubungannya dengan orang-orang sekitar bahkan orang tua kita pun seharusnya ngga ikut campur. dan dalam istilahnya pun sudah jelas self-actualization, kita fokus pada self, diri kita sendiri, not other people. jadi satu-satunya hal yang penting adalah kemajuan diri sendiri, bukan orang lain. so, if you guys wanna get on the way to self-actualization you should stop gauging yourself against other people’s accomplishments.
dan untuk gimana cara buat mencapai self-actualization itu, aku bakal bahas next time, if I’m not forget and lazy 🙃
0 Komentar